Gendies.com - Kalau ngomongin kamera mirrorless APS-C, nama Sony a6400 hampir selalu ada di daftar rekomendasi. Kamera ini sudah lama jadi idola, bukan cuma di kalangan fotografer pemula yang baru belajar, tapi juga kreator konten, vlogger, sampai fotografer profesional yang butuh kamera kedua. Sejak pertama kali dirilis, a6400 dikenal sebagai kamera “serba bisa” dengan kombinasi fitur canggih, desain ringkas, dan harga yang relatif ramah di kantong.
Tapi sekarang kita sudah ada di tahun 2025. Dunia kamera terus berkembang pesat, banyak model baru bermunculan dengan fitur-fitur mutakhir. Pertanyaannya sederhana tapi penting: masih layak nggak sih Sony a6400 dibeli sekarang? Artikel ini akan mengupas tuntas jawaban dari pertanyaan itu, dengan gaya santai ala Gendies.com tapi tetap lengkap dari sisi spesifikasi, pengalaman nyata, hingga pertimbangan harga terbaru.
Sejarah Singkat Sony a6400: Kamera All-Rounder
Sony a6400 pertama kali diperkenalkan sebagai penerus lini kamera APS-C yang sebelumnya sudah sukses, seperti a6000 dan a6300. Dari awal, Sony menargetkan kamera ini untuk pasar yang butuh kombinasi: kualitas foto tinggi, kemampuan video serius, tapi tetap dengan bodi ringkas yang mudah dibawa. Hasilnya adalah kamera yang sering disebut sebagai kamera travel-friendly tapi profesional.
Sejak awal kemunculannya, a6400 langsung populer di kalangan vlogger berkat layar flip 180° dan sistem autofocus yang sangat canggih untuk zamannya. Banyak konten kreator YouTube, travel blogger, hingga wedding photographer menjadikannya senjata andalan.
Desain dan Build Quality: Ringkas, Solid, dan Praktis
Salah satu alasan kenapa Sony a6400 masih dilirik hingga sekarang adalah bodinya yang ringkas tapi kokoh. Kamera ini punya berat sekitar 403 gram, jadi masih ramah dimasukkan ke tas harian atau sling bag saat traveling. Bahan magnesium alloy membuat bodi terasa solid, walaupun tidak 100% tahan cuaca ekstrem.
Pegangan (grip) kamera cukup nyaman, meskipun bagi pemilik tangan besar akan terasa agak sempit. Untungnya ada opsi tambahan hand grip agar makin mantap saat digunakan berjam-jam. Tombol-tombol di sekitar bodi disusun rapi, termasuk dua tombol custom (C1 dan C2) yang bisa diatur sesuai kebutuhan. Inilah yang bikin workflow lebih cepat, apalagi buat fotografer yang sering berpindah setting saat di lapangan.
Layar dan Viewfinder: Ramah untuk Vlogger
Baca Juga: Sony a6400 Review Lengkap: Spesifikasi, Kelebihan, dan Kekurangan
Kamera ini dibekali layar sentuh 3.0 inci dengan resolusi 921.6k-dot. Layar ini bisa di-tilt hingga 180° ke depan, sehingga sangat ideal untuk vlogging, selfie, atau video tutorial. Fitur ini adalah salah satu alasan a6400 tetap populer di kalangan kreator konten hingga 2025.
Selain layar, ada juga viewfinder OLED dengan resolusi 2.36 juta dot. Warnanya cukup akurat, detailnya jelas, dan refresh rate-nya mulus. Buat fotografer yang lebih nyaman pakai EVF daripada layar, fitur ini jadi poin plus besar.
Sensor dan Prosesor: Kualitas Foto Masih Bersaing
Sony a6400 memakai sensor APS-C 24.2MP Exmor CMOS yang dipadu dengan prosesor BIONZ X. Hasil fotonya tajam, warnanya natural, dan dynamic range luas. Bahkan di 2025, kualitas gambar yang dihasilkan masih bisa bersaing dengan kamera terbaru, terutama di kelas mid-range APS-C.
Kamera ini punya rentang ISO standar dari 100–32.000, bisa diperluas hingga 102.400. Dalam kondisi cahaya rendah, hasilnya masih usable di ISO 6400 atau bahkan lebih, terutama setelah sedikit diedit di Lightroom. Buat pemula, kualitas ini sudah lebih dari cukup. Buat profesional, kamera ini bisa jadi backup yang handal.
Autofocus: Salah Satu yang Terbaik
Autofocus adalah salah satu kekuatan utama Sony a6400. Kamera ini punya 425 titik phase-detect dan 425 titik contrast-detect, yang mencakup hampir seluruh frame. Fitur Real-Time Eye AF dan Real-Time Tracking membuat kamera ini pintar banget dalam mengunci fokus, baik untuk manusia maupun hewan peliharaan.
Bahkan di tahun 2025, performa autofocus a6400 masih relevan. Banyak kamera baru memang sudah menawarkan fitur canggih, tapi kecepatan dan presisi fokus kamera ini masih jadi benchmark. Buat potret, action, olahraga, atau street photography, autofocus ini adalah senjata andalan.
Kualitas Foto: Dari Street Sampai Travel
Dengan resolusi 24.2MP, Sony a6400 menghasilkan foto yang detail dan tajam. Dynamic range luas, sehingga area shadow dan highlight bisa terselamatkan dengan baik. Warna bawaannya cukup natural, dan bisa diatur lebih punchy lewat profil warna Picture Style.
Bagi fotografer street atau travel, kamera ini jadi pilihan ideal. Ringkas dibawa, tapi hasil tetap profesional. Sementara untuk wedding atau event, a6400 bisa jadi kamera cadangan atau kamera kedua yang tidak kalah mumpuni.
Kualitas Video: 4K Masih Layak di 2025
Sony a6400 mampu merekam video UHD 4K hingga 30fps tanpa crop, dengan full sensor readout. Hasil videonya detail, jernih, dan natural. Dukungan S-Log3 serta HLG memberi fleksibilitas besar untuk color grading, sehingga cocok juga buat produksi konten semi-profesional.
Kekurangan terbesar kamera ini adalah ketiadaan in-body image stabilization (IBIS). Artinya, kalau mau rekaman stabil, kamu perlu pakai lensa OSS atau tambahan gimbal. Meski begitu, kualitas video 4K dari a6400 masih sangat layak di 2025, terutama buat YouTube, TikTok, Instagram Reels, atau bahkan short film indie.
Fitur Tambahan yang Masih Berguna
- Wi-Fi & NFC untuk transfer file cepat ke smartphone.
- Time-lapse untuk bikin video interval keren.
- Custom button & menu yang fleksibel sesuai workflow.
- Baterai NP-FW50 dengan daya tahan sekitar 350–400 foto sekali charge.
Meskipun kapasitas baterainya bukan yang paling hemat, solusi mudah adalah membawa cadangan atau menggunakan powerbank dengan port USB, karena kamera ini bisa diisi langsung lewat kabel.
Harga Sony a6400 di Tahun 2025
Harga selalu jadi faktor penting. Di tahun 2025, Sony a6400 dibanderol dengan kisaran harga Rp13.199.000 hingga Rp23.198.000, tergantung paket pembelian. Versi body only tentu lebih murah, sementara paket dengan lensa kit atau bundle tertentu bisa lebih mahal.
Dibandingkan kamera baru, harga ini terbilang kompetitif. Dengan performa autofocus dan kualitas foto/video yang masih solid, a6400 tetap punya value tinggi, terutama buat kamu yang mencari kamera dengan budget menengah.
Kelebihan Sony a6400 yang Masih Relevan
- Autofocus cepat, akurat, dan pintar.
- Hasil foto tajam dengan dynamic range luas.
- Video 4K tanpa crop, dengan dukungan S-Log3 dan HLG.
- Bodi ringkas dan ringan, cocok untuk travel dan vlog.
- Layar flip 180° yang ramah buat kreator konten.
- Harga relatif terjangkau dibanding kamera baru sekelasnya.
Kekurangan Sony a6400 yang Perlu Dipertimbangkan
- Tidak ada in-body stabilization (IBIS).
- Baterai relatif boros untuk pemakaian intensif.
- Lensa kit standar kurang tajam dibanding lensa prime.
- Desain mirip seri sebelumnya, kurang inovasi tampilan.
Cocok untuk Siapa Sony a6400 di 2025?
- Vlogger & Content Creator: layar flip, autofocus canggih, dan video 4K bikin a6400 tetap jadi favorit.
- Fotografer Pemula: mudah dipelajari tapi fiturnya cukup dalam untuk berkembang.
- Travel Photographer: ringan, ringkas, hasil profesional.
- Videografer Indie: dukungan S-Log3 dan HLG memberi ruang lebih untuk color grading.
Kesimpulan: Masih Layak Dibeli?
Lalu, apakah Sony a6400 masih layak dibeli di 2025? Jawabannya iya, masih sangat layak. Kamera ini mungkin bukan model terbaru, tapi kualitas foto/video, autofocus yang cepat, dan desain portabel membuatnya tetap relevan di era sekarang.
Tentu, ada kekurangan seperti tidak adanya IBIS atau kapasitas baterai yang pas-pasan. Namun dengan harga yang lebih bersahabat dibanding seri-seri baru, Sony a6400 tetap menjadi pilihan cerdas buat fotografer pemula yang serius, kreator konten, hingga profesional yang butuh kamera cadangan handal.
Kalau kebutuhanmu adalah kamera yang ringkas, mumpuni untuk foto maupun video, serta harganya masih masuk akal, maka Sony a6400 adalah salah satu opsi terbaik di 2025. Namun kalau kamu butuh fitur terbaru seperti 4K 60fps atau IBIS, ada baiknya melirik seri yang lebih baru.
Jadi, gimana menurut kamu? Masih worth it nggak Sony a6400 buat dibeli di 2025? Tulis pendapatmu di kolom komentar, siapa tahu bisa jadi diskusi seru bareng kreator lain!